Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat total nilai ekspor periode
Januari-September 2012 mencapai 143 miliar dolar AS. Angka tersebut
turun 6,06 persen dibanding ekspor periode yang sama 2011 mencapai
152,23 miliar dolar.
"Penurunan ekspor lebih dipengaruhi dampak dari krisis ekonomi global
seperti yang terjadi di sejumlah negara Eropa dan Amerika Serikat," kata
Kepala BPS Suryamin saat mengumumkan Berita Resmi Statistik di Gedung
BPS, Jakarta, Kamis (1/11).
Menurut Suryamin, total ekspor selama 9 bulan 2012 terdiri atas ekspor
migas sebesar 28,64 miliar dolar AS turun dari periode sama tahun 2011
sebesar 31,41 miliar dolar AS. Sedangkan ekspor nonmigas sebesar 114,36
miliar dolar AS merosot 5,35 persen dari sebelumnya 120,82 miliar dolar
AS.
Meskipun kumulatif (Januari-September) 2012 ekspor Indonesia menurun,
namun secara bulanan ekspor nasional mengalami tren penguatan. Ekspor
periode September 2012 tercatat 15,9 miliar dolar AS, naik 13,21 persen
dari periode Agustus 2012 (month on month/mom) sebesar 14,05 miliar
dolar AS.
Ekspor nonmigas September 2012 mencapai 13,13 miliar, naik 16,59 persen
dari dibanding Agustus sebesar 11,26 miliar dolar AS. Saat yang bersaman
ekspor migas mencapai 2,77 miliar dolar AS, turun dari sebelumnya 2,78
miliar dolar AS.
"Peningkatan ekspor nonmigas terbesar September 2012 terjadi pada
komoditi lemak dan minyak hewan/nabati sebesar 405,1 juta dolar AS,
sedangkan penurunan terbesar terjadi pada berbagai produk kimia sebesar
53,1 juta dolar AS," ujar Suryamin.
Berdasarkan negara tujuan, ekspor nonmigas Indonesia selama September
2012 terbesar ke China yang mencapai 1,68 miliar dolar AS. Disusul
Jepang 1,46 miliar dolar AS dan ke Amerika Serikat 1,18 miliar dolar AS.
"Kontribusi ekspor nonmigas dari ketiga negara tersebut mencapai 32,86
persen, dari total ekspor Inodnesia ke seluruh negara. Adapun ekspor ke
Uni Eropa (27 negara) mencapai 1,38 miliar dolar AS," katanya.
Realisasi impor selama Januari-September 2012 mencapai 141,97 miliar
dolar AS, naik 9,18 dibanding periode yang sama 2011 sebesar 130,03
miliar dolar AS.
Menurut Suryamin, selama 9 bulan tahun 2012 dari 10 komoditas impor
nonmigas terbesar yaitu mesin dan peralatan mekanik mencapai 21,18
miliar dolar AS. Disusul mesin dan peralatan listrik 14,15 miliar dolar
AS. Selanjutnya besi dan baja sebesar 7,75 miliar dolar AS.
Impor terendah adalah pupuk yang menacpai 1,83 miliar dolar AS.
Selanjutnya serelia sebesar 3,61 miliar dolar AS, dan kapal terbang
serta bagiannya 3,14 miliar dolar AS.
China masih menjadi negara pemasok barang nonmigas terbesar yang
mencapai 21,43 miliar dolar AS atau menguasai pasar 19,31 persen.
Disusul impor dari Jepang sebesar 17,29 miliar dolar AS (15,58 persen),
Thailand 8,58 miliar dolar AS (7,72 persen).
Impor nonmigas dari negara-negara ASEAN mencapai 21,48 persen, sementara
dari Uni Eropa 9,19 persen. Realisasi impor periode September 2012
mencapai 15,35 miliar dolar AS, naik 11,12 persen dibanding Agustus 2012
(MoM) sebesar 13,81 miliar dolar AS.
Impor nonmigas September 2012 tercatat 11,91 miliar dolar AS, naik 13,39
persen dari Agustus 2012 sebesar 10,5 miliar dolar AS. Sedangkan impor
migas mencapai 3,44 miliar dolar AS, naik 3,93 persen dari sebelumnya
3,31 miliar dolar AS.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar